Pengertian Functional Testing
Functional Testing adalah Jenis pengujian perangkat lunak yang memvalidasi sistem perangkat lunak terhadap persyaratan/spesifikasi fungsional. Tujuan dari functional testing adalah untuk menguji setiap fungsi dari aplikasi perangkat lunak, dengan memberikan masukan yang tepat, memverifikasi output terhadap persyaratan Functional.
Functional Testing yang terutama melibatkan Black-box Testing adalah pengujian tanpa peduli dengan source code dari aplikasi. Black-box testing akan melihat User Interface (UI), API, Database, Security, Client/Server Communication dan fungsi lain dari Aplikasi yang sedang diuji. Pengujian dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi.
Apa yang kita uji dalam Functional Testing?
Tujuan utama dari pengujian adalah memeriksa fungsi sistem perangkat lunak apakah bekerja dengan semestinya atau tidak. Hal ini berkonsentrasi pada -
- Mainline functions: Menguji fungsi utama dari aplikasi.
- Basic Usability: Ini melibatkan pengujian dasar sistem. Yang memeriksa apakah pengguna dapat dengan bebas menavigasi melalui layar tanpa kesulitan.
- Accessibility: Memeriksa aksesibilitas sistem untuk pengguna.
- Error Conditions: Penggunaan teknik pengujian untuk memeriksa kondisi error. Ini memeriksa apakah pesan error sudah sesuai yang akan ditampilkan.
Cara Melakukan Functional Testing
Berikut adalah proses langkah demi langkah tentang Cara Melakukan Pengujian Fungsional:
- Kita sudah memahami persyaratan pengujian.
- Mengidentifikasi input test atau data uji berdasarkan persyaratan,
- Menghitung hasil yang diharapkan dengan nilai input uji yang dipilih.
- Mengeksekusi kasus uji.
- Membandingkan hasil aktual dan perhitungan yang sudah dikomputerisasi.
Functional Testing | non-Functional Testing |
---|---|
Functional testing dilakukan menggunakan spesifikasi fungsional yang disediakan oleh klien dan memverifikasi sistem terhadap persyaratan fungsional. | non-Functional testing memeriksa kinerja, keandalan, skalabilitas dan aspek non-fungsional lainnya dari sistem perangkat lunak. |
Akan dilakukan terlebih dahulu. | Harus dilakukan setelah Functional Testing. |
Pengujian Manual atau menggunakan aplikasi dapat digunakan untuk pengujian ini. | Menggunakan aplikasi akan lebih efektif untuk pengujian ini. |
Memeriksa inputan data aplikasi. | Memeriksa kinerja aplikasi seperti kecepatan, skalabilitas untuk setiap inputan data. |
Mudah ketika kita melakukannya secara manual. | Sulit dilakukan jika pengujian secara manual. |
Contoh Functional Testing adalah - Unit Testing - Smoke Testing - Sanity Testing - Integration Testing - White-box Testing - Black-box Testing - User Acceptance Testing - Regression Testing | Contoh non-Functional Testing adalah - Peformance Testing - Load Testing - Volume Testing - Stress Testing - Security Testing - Installation Testing - Penetration Testing - Compatibility Testing - Migration Testing |
Tools Functional Testing
Berikut adalah daftar tools-tools populer yang digunakan untuk pengujian aplikasi:
- Selenium: Tools open source yang cukup populer untuk pengujian aplikasi.
- QTP: Tools yang sangat user-frendly oleh HP.
- JUnit: Digunakan untuk aplikasi Java dan ini dapat digunakan dalam unik dan Pengujian Sistem.
- soapUI: Ini adalah tools pengujian yang open source, yang paling sering digunakan untuk pengujian layanan website. Ini mendukung beberapa protokol seperti HTTP, SOAP, dan JDBC.
- Watir: Ini adalah tools pengujian untuk aplikasi web. Ini mendukung tes yang dijalankan di browser web dan menggunakan bahasa ruby.
Posting Komentar untuk "Pengertian Functional Testing dalam DBMS"